Monday 18 January 2016

Dying of Cancer is The Best Death

Luis Buñuel merupakan seorang pembuat film, surealis, ikonoklas, moralis, dan revolusioner, yang berpikir banyak tentang kematian. Dia menulis bahwa kematian datang lebih cepat lebih baik pada bukunya yang berjudul “Sometimes”,namun ia lebih memilih kematian yang lambat karena kanker yang dideritanya. Buñuel meninggal karena kanker pankreas di Mexico City pada tahun 1983.
            Buñuel menulis bahwa bagaimana ia ingin mati, bagaimana ia takut jika mati sendirian di kamar hotelnya, dengan tas terbuka, script penembakan, dan siapa orang yang akan menutup matanya nanti. Buñuel menulis juga bahwa ia melihat bagaimana temannya, Franco meninggal dan menemukan ia mengasihani orang yang ia benci. Kematian Franco pada tahun 1975 merupakan kematian medis yang paling mengerikan menurutnya, kematian yang hanya dokter yang bisa merancang. Organ demi organ gagal, dan para dokter mencoba untuk menolongnya. Teman lainnya, Jean-Claude Carriere menulis bahwa Buñuel menunggu kematiannya cukup lama, seperti orang Spanyol yang baik, merasakan cinta, benci, kelembutan serta dia tidak ingin melewatkan moment-moment terakhirnya. Kebanyakan orang mungkin lebih memilih mati mendadak, mungkin itu baik untuk anda tapi sulit untuk orang terdekat anda terutama jika anda meninggalkan keluarga kerabat serta sahabat anda.
            Jika anda ingin mati tiba-tiba maka hiduplah setiap hari seperti hari terakhir anda, pastikan bahwa semua hubungan yang penting dalam kondisi yang baik. Kematian akibat gagal pernapasan atau organ seperti jantung, ginjal membuat anda terlalu banyak di rumah sakit dan di tangan dokter. Jadi menurut Buñuel kematian dari kanker adalah yang terbaik, yang paling dekat dan kematian yang Buñuel inginkan. Anda dapat mengucapkan selamat tinggal, merenungkan hidup anda, meninggalkan pesan terakhir, mungkin mengunjungi tempat-tempat khusus untuk terakhir kalinya, mendengarkan potongan musik favorit, membaca puisi yang anda suka, untuk pada akhirnya bertemu dengan yang membuat anda dan kekal abadi selamanya.
            Menurut saya ini merupakan pandangan yang romantis tentang bagaimana melewati masa sekarat pada seseorang. Kebanyakan orang yang menghadapi penyakit kronis melewati hidupnya dengan penuh ketakutan, hari-hari yang murung, pandangan yang sempit. Tapi Buñuel mengajarkan bagaimana kita harus siap menghadapi kematian setiap saat, bagaimana kita harus hidup baik seperti hari ini adalah hari terakhir, bagaimana ia tidak takut menghadapi kematian namun malah mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Mungkin pada awalnya Buñuel mengalami denial, anger, depression dan stress akibat penyakit kanker yang dideritanya sehingga mengharuskannya menghadapi kematian dengan cara sakit seperti ini, namun ia dapat mengontrol dirinya dengan ikhlas menerima takdir sampai akhirnya ia mencapai tahap acceptance dan menghadapinya dengan lapang dada. Saya yakin setiap orang punya ketakutan sendiri pada kematian yang akan dihadapi, namun jika anda hidup baik, melakukan hal-hal baik sesungguhnya kematian bukan sesuatu yang harus ditakuti namun harus dihadapi dan dipersiapkan sebaik-baiknya, karena tidak akan ada yang tahu bagaimana, kapan, dan dimana seseorang akan menghadapi kematiannya.
http://blogs.bmj.com/bmj/2014/12/31/richard-smith-dying-of-cancer-is-the-best-death/

No comments:

Post a Comment